Minggu, 02 Agustus 2009

AS dan Saudi sepakat tekan Iran

Menteri Luar Negeri Arab Saudi, Saud Al-Faisal menyatakan bahwa negaranya menjalin kerjasama erat dengan AS terkait program nuklir sipil Iran.

Sebagaimana dilansir Press TV, Sabtu (1/8), Saud Al-Faisal, dalam konferensi pers bersama dengan sejawatnya dari AS, Hillary Clinton yang digelar kemarin mengatakan,"Saat ini Arab Saudi dan AS menjalin kerjasama erat guna menegaskan komitmen Iran terhadap kewajibannya dalam Traktat Non-Proliferasi Nuklir (NPT)."

Dalam konferensi pers tersebut, Clinton kembali mengulang klaim Barat terkait program nuklir Iran, seraya mengkhawatirkan perluasan program nuklir Tehran.

Pada saat menlu AS dan Arab Saudi menegaskan kerjasama Tehran terhadap NPT, Badan Energi Atom Internasional (IAEA) dalam berbagai laporannya menegaskan tidak adanya penyimpangan dalam program nuklir sipil Iran. Selain itu, Republik Islam Iran juga merupakan negara yang menandatangani traktat NPT dan berulangkali menegaskan bahwa program nuklir negara ini berstatus sipil dan teknologi nuklirnya bertujuan non militer.

Ironisnya, dalam konferensi pers Menlu AS dan Arab Saudi tidak disinggung gudang senjata nuklir rezim Zionis Israel. Padahal rezim ini memperoduksi dan menyimpan sekitar 300 hulu ledak nuklir yang merupakan satu-satunya pemilik gudang senjata nuklir di Timur Tengah serta termasuk salah satu gudang senjata nuklir terbesar di dunia. Tel Aviv sendiri menolak menandatangani NPT. Demikian dilaporkan irib.

Sementara itu televisi Alalam melaporkan bahwa rezim Saudi menetapkan Bandar bin Sultan bin Abdul-Aziz sebagai tahanan rumah. Sebagaimana diketahui, terjadi konflik dan perebutan kekuasaan dalam keluarga Saud terkait suksesi kerajaan antara Sulthan adik Abdullah dan saudara-saudaranya. Bandar bin Sulthan adalah mantan dubes untuk Amerika Serikat.

0 komentar:

Posting Komentar

Love is...
© The Other side - Template by Blogger Sablonlari - Font by Fontspace