Senin, 20 Juli 2009

Adab mencinta

Beberapa hari yang lalu saya membaca buku jalaludin Rahmat yang berjudul “ Menjawab soal-soal islam kontemporer “. Buku itu sangat luar biasa, begitu banyak ilmu yang dapat kita ambil manfaatnya. Didalamnya memuat pertanyaan-pertanyan dalam kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan hukum islam. Dari seluruh bab ada yang sangat menarik perhatian saya, yaitu bab “ adab mencinta “. Hampir seluruh bagian dari bab tersebut mirip dengan pengalaman pribadi saya, termasuk kejadian akhir-akhir ini yang saya alami. Dimulai dari pertanyaan mengenai makna cinta itu sendiri sampai hukum menyatakan cintapun di bahas tuntas di buku tersebut. Ini pengetahuan baru bagi saya, banyak solusi yang ditawarkan oleh kang jalal “ nama panggilan sang penulis “ untuk setiap persoalan. Saya terkesan dari cara beliau menjawab setiap pertanyaan, hampir seluruh pertanyaan dijawab dari sudut pandang psikologi dan juga sudut pandang hukum islam itu sendiri.
Dari bab “ adab mencinta “ tersebut hampir semuanya ditujukan untuk seorang pria karena yang bertanyapun adalah seorang pria. Solusinya pun cenderung menyuruh pria untuk lebih aktif dalam mengenal “ targetnya “. Disatu sisi saya merasa masalah orang tersebut sama dengan saya tp di sisi lain saya adalah seorang wanita yang tidak cocok menjalankan solusi tersebut. Karena bagaimanapun rasa malu seorang wanita lebih besar dari pada seorang pria. Mungkin untuk teman-teman yang mengenal saya, akan menilai bahwa saya bukanlah orang yang pemalu. Tapi khusus untuk kasus saya ini ( kasus cinta ), saya menjdi orang yang sangat berbeda dari biasanya. Saya merasa malu untuk mengungkapkan perasan saya.
Suatu hari saya chat dengan seorang ustad yang saya kagumi karena keilmuannya. Beliau bertanya kepada saya, “ siapa yang harus mencari jodoh, pria atau wanita ?”. Kemudian saya menjawab, “ Sudah pasti pria ustad ?. Kemudian beliau pun menjelaskan bahwa jawaban saya itu salah. Yang seharusnya mencari itu wanita, kemudian beliaupun menggunakan istilah “ jangan beli kucing dalam karung “. Wanita harus berusaha mendapatkan jodoh yang terbaik agar dapat membimbingnya selalu di jalan Allah SWT. Saya pun mengajukan protes, yang seharusnya mencari itu adalah pria bukan wanita, wanita hanya bisa dicari.
Kemudian beliaupun mengingatkan saya tentang wanita yang luar biasa, yaitu Sayyidah Khodijah Al-kubro. Beliau adalah seorang istri dari manusia terbaik di seluruh dunia yaitu Rasulallah SAW. Beliau menceritakan bahwa sayyidah Khodijahlah yang meminta Rasulallah sebagai suaminya melalui orang kepercayaannya. Rasanya saya tidak sanggup untuk melakukan hal itu,Sayyidah khodijah memang pantas melakukan hal itu karena beliau adalah seorang wanita mulia dan meminta orang yang mulia juga. Sedangkan saya hanya manusia biasa yang tidak memiliki apa-apa. Jadi saya merasa malu untuk melakukan hal itu dan memang tidak sesuai dengan adat istiadat di Indonesia. Orang Indonesia cendrung mencibir wanita yang melakukan hal tersebut. Sayapun bertanya kembali kepada beliau , apa yang seharusnya saya lakukan? Beliaupun menyarankan untuk mencari dengan cara yang mewah. Cara seperti apakah, cara mewah itu?

0 komentar:

Posting Komentar

Love is...
© The Other side - Template by Blogger Sablonlari - Font by Fontspace